15 Desember 2012
Dalam kehidupan, tidak akan pernah ada yang berdiri sendiri. Segala sesuatu pasti pasti seperti sebuah mata uang logam. Ada sisi kepala dan ada sisi ekor. Itulah hidup. Saat mata uang logam tersebut di lempar, dengan berharap mendapatkan sisi kepala, terkadang kita harus menerima sisi ekor. Tidak pernah terelakkan, dan itu merupakan suatu kepastian 50%, seperti dalam perhitungan peluang.
Namun
apakah hidup selalu memiliki peluang yang sama, sebesar 50%, seperti
mata uang logam. Jauh dari hal tersebut, meski memiliki peluang yang
kecil, hidup harus tetap berjalan, dengan tegar dan berbesar hati, dan
selalu bersandar pada kekuatan ilahi. Hidup harus tetap berjalan, meski
kadang tidak hanya terasa berat, tapi berat sekali. Bagaimanapun juga,
kita harus tetap bertahan.
Hari
ini, Sabtu, 15 Desember 2012, aku merasa, tidak hanya separuh jiwaku
akan pergi. Tapi seluruh bagian dari diriku terasa akan hilang. Dan aku
tidak berdaya untuk tetap bisa mempertahankannya.
Saat
hidup terasa sepi, dia selalu ada menemani, memberikan dukungan,
memberikan motivasi, untuk dapat menjalani segala sesuatu dengan
optimis. Benar-benar seperti penopang yang nyata dalam hidupku.
Selalu
memberikan senyuman dalam kemarahanku, selalu memberikan dukungan dalam
keterpurukanku, selalu memberikan kekuatan dalam keresahanku, selalu
memberikan ketenangan saat ku bersamanya. Oh Tuhan, dia seperti malaikat
dalam hidupku.
Hari ini, hidup itu terasa seperti dicabut! Aku merasa sendirian.
Memang
benar, itu adalah sebuat resiko besar dari awal yang harus dihadapi,
dan aku mengambil resiko itu. Karena aku tahu, dia berbeda. Dan itu
benar!
Sudah
berjalan 6 tahun lebih, tak pernah sedetikpun terlupakan saat bersama
dia. Sungguh hal dan perasaan yang luar biasa. Tak pernah aku menyesali,
tak pernah aku merasa kecewa dengan segala resiko yang telah ku ambil.
Karena
aku pria yang selalu memegang komitmen, tegas, dan setia. Cinta adalah
sebuah komitmen, saat hal itu sudah terucap. Mau tidak mau, suka tidak
suka, komitmen itu harus selalu dijaga, dipelihara.
Karena
cinta bisa luntur, karena cinta bisa berubah jadi biasa, karena cinta
bisa benar2 berubah jadi benci. Tapi, saat kita sudah berkomitmen, kita
harus bisa menjaga dengan sepenuh hati. Meskipun harus terpisahkan
dengan jarak, meskipun hanya bisa menyapa lewat pulsa, dan menulis kata
hati lewat gmail.
Tapi saat “kangen” itu nyata, skypepun menjadi sahabat setia kita berdua.
Oh
Tuhan, berikanku kekuatan mulai hari ini, karena air mata ini seperti
sungai, dan tidak pernah mau berhenti. Aku tahu ini bukanlah kisah drama
dan FTV belaka, ataupun kisah melody korea. Ini adalah kisah hidupku.
Nyata!
Sesak
di dada, menahan kepedihan ini. Sembab, karena semalaman menangis, aku
yang terbiasa menghadapi segala sesuatu dengan senyuman dan riang, kini,
aku lemah, tak berdaya.
Oh Tuhan, haruskah malaikat yang kau kirimkan itu, harus pergi!
Apakah aku bisa, apakah aku mampu, apakah aku sanggup, berjalan tanpa dia…
Aku berdoa, aku berpuasa, untuk bisa mendapatkannya,…
Oh Tuhan, berikanku kekuatan.
Salam cinta, yang tak kan pernah lekang dan lapuk oleh waktu. Karena cinta, mungkin tidak harus memiliki.
Cinta Fitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.