17 Mei 2011
Dalam setiap kehidupan, selalu ada 2 sisi yang tak terpisahkan. Sama halnya seperti dua sisi uang koin, yang selalu mengahadap ke sisi yang berlawanan, tapi mereka tak terpisahkan.
Hari ini,
sungguh, berbeda seperti yang aku alami, 5 tahun yang lalu. Tapi, ada
kejadian yang sama seperti kejadian 5 tahun yang lalu.
500
perak dalam genggaman. Pikiranku melayang, jauh merantau, di era 5
tahun yang lalu. Saat aku masih di gg Alkil no 73. Hari itu, aku juga
memegang uang 500 perak, sambil tidur-tiduran diatas kasur yang tidak
lagi dibilang empuk, sambil memegang perut yang keroncongan. Aku lapar!
Berdiam
diri, lebih dari menahan lapar, mencoba untuk berpikir, kira-kira apa
yang bisa aku makan dengan hanya 500 perak ditangan. Tak terasa, semakin
lama berpikir, perut semakin keroncongan. Dan tanpa sadarpun, aku
tertidur.
15.45, sore hari, aku terbangun,
500pun masih ditangan. Baru tersadar, Aku belum makan! keluar kamar, dan
duduk di teras kosan, sambil melihat lalu lalang teman-teman mahasiswa
yang berangkat kuliah atau baru pulang kuliah.
Berdiri,
membuka pagar, akupun berjalan kedepan. Sukabirus. Masuk toko, dan aku
lihat ada kue seperti Pia (bulat dengan tekstur bunga warna coklat
hitam, isi kacang hijau). Tertulis "Harga Rp 500", tanpa ba-bi-bu, ku
ambil 1, sambil menyodorkan uang 500 perak ditangan.
Kenyang!
ternyata kue yang mirip Pia, cukup mengenyangkan perutku yang
kelaparan. Pulang ke kosan, minum air sambil bilang "thanks God,
Kenyang!"
500 perak, sungguh berarti saat 5 tahun yang lalu. Sungguh!
Sekarang,
500 perak ditangan, tidak sedasyat 5 tahun yang lalu. Tapi, tetap
bilang "Thanks God, untuk hari ini!." kugenggam, dan kumasukkan ke saku,
ku ambil pecahan 50rb dari dompet untuk makan hari ini.
Thanks, God!
Terimakasih banyak atas kunjungan anda. Salam Jepit.
Terimakasih banyak atas kunjungan anda. Salam Jepit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.