Translate

Rabu, 27 Maret 2013

500 perak

17 Mei 2011

Dalam setiap kehidupan, selalu ada 2 sisi yang tak terpisahkan. Sama halnya seperti dua sisi uang koin, yang selalu mengahadap ke sisi yang berlawanan, tapi mereka tak terpisahkan.

Hari ini, sungguh, berbeda seperti yang aku alami, 5 tahun yang lalu. Tapi, ada kejadian yang sama seperti kejadian 5 tahun yang lalu.

500 perak dalam genggaman. Pikiranku melayang, jauh merantau, di era 5 tahun yang lalu. Saat aku masih di gg Alkil no 73. Hari itu, aku juga memegang uang 500 perak, sambil tidur-tiduran diatas kasur yang tidak lagi dibilang empuk, sambil memegang perut yang keroncongan. Aku lapar!

Berdiam diri, lebih dari menahan lapar, mencoba untuk berpikir, kira-kira apa yang bisa aku makan dengan hanya 500 perak ditangan. Tak terasa, semakin lama berpikir, perut semakin keroncongan. Dan tanpa sadarpun, aku tertidur.

15.45, sore hari, aku terbangun, 500pun masih ditangan. Baru tersadar, Aku belum makan! keluar kamar, dan duduk di teras kosan, sambil melihat lalu lalang teman-teman mahasiswa yang berangkat kuliah atau baru pulang kuliah.

Berdiri, membuka pagar, akupun berjalan kedepan. Sukabirus. Masuk toko, dan aku lihat ada kue seperti Pia (bulat dengan tekstur bunga warna coklat hitam, isi kacang hijau). Tertulis "Harga Rp 500", tanpa ba-bi-bu, ku ambil 1, sambil menyodorkan uang 500 perak ditangan.

Kenyang! ternyata kue yang mirip Pia, cukup mengenyangkan perutku yang kelaparan. Pulang ke kosan, minum air sambil bilang "thanks God, Kenyang!"

500 perak, sungguh berarti saat 5 tahun yang lalu. Sungguh!

Sekarang, 500 perak ditangan, tidak sedasyat 5 tahun yang lalu. Tapi, tetap bilang "Thanks God, untuk hari ini!." kugenggam, dan kumasukkan ke saku, ku ambil pecahan 50rb dari dompet untuk makan hari ini.

Thanks, God!

Terimakasih banyak atas kunjungan anda. Salam Jepit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.